Langsung ke konten utama

TIGA DIMENSI PERADABAN



Apabila kita mulai belajar ttg sejarah masalah lalu (homo sapien) bahkan hingga prediksi tentang masa depan (homo deus), maka sebenarnya Peradaban itu dipengaruhi oleh tiga dimensi.


Pertama, alam al afkar = dimensi pikiran. Kedua alam al alakad = dimensi interaksi, ketiga alam al assyah = dimensi materialistik.


Dan apabila kita mulai membayangkan seandainya terjadi pertukaran penduduk, antara penduduk JEPANG dgn penduduk KSB misalkan, kira kira apa yg terjadi 10 thn atau 20 thn kedepan?


Saya pribadi membayangkan di KSB ini akan terjadi revolusi yg sgt luar biasa dr segala spectrum. Saya membayangkn di KSB ini akan bermunculan lahan2 pertanian dgn hasil panen yg berkualitas di topang dgn mesin2 modern, saya membayangkan akan muncul nelayan2 dgn tangkapan yg melimpah ditopang dgn alat dan kapal2 canggih, saya membayangkn akan bermunculan pabrik2 yg memproduksi segala hal, saya membayangkn kualitas pelayanan publik dan birokrasi yg disiplin & berkualitas, pemerintahan yg bersih & bebas KKN, sy membayangkan meningkatnya kualitas ekonomi dan pendapatan perkapita, saya membayangkn akan adanya perbaikan transportasi publik, muncullah monorel, tranway dll. Tapi coba kita bayangkn sebaliknya org2 KSB yg hidup di JEPANG dgn segala teknelogi yg sudah ada, bisa saja KKN dimana mana, lampu merah mati, sampah menumpuk dimana mana, pengelolahan pemerintahan dan birokrasi yg andisiplin, dll.


Kira kira kenapa bisa begitu?

Jawabanya adalah karena dimensi pikiran yg berbeda. Untuk mencapai sebuah glory (dimensi materialistik) yg harus pertama sekali hrs diperhatikn adalah kualitas Sumberdaya Manusianya dulu (dimensi pikiran).


itulah sebabnya dlm membangun sebuah pemerintahan yg sukses dlm segala hal, ada 2 elememt yg hrs di dorong terlebih dahulu ;

1. Peningkatan SDM melalui jalur pendididikan yg berkualitas. (alam al afka)

2. Menjamin terpenuhinya sandang, pangan, papan masyarakat melalui stabilitas ekonomi dan terbukanya lapangan pekerjaan.

(yang lain mengikuti)


Demikianlah analogi yg sejatinya secara teologis ada pembenarannya.


Semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FARIZ VILA

  Logo Fariz Vila Fariz Vila adalah sebuah vila dan penginapan asri yang menawarkan konsep "Back To Nature" yang berlokasi di kelurahan Telaga-Bertong, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Secara geografis dan demokrafis "Fariz Vila" terletak dibawah kaki gunung Semoan dan bebukitan, berdekatan dengan pantai Potobatu dan pantai Labuan Balad serta dilintasi langsung oleh muara Bertong yang konon katanya masyarakat lokal meyakini dengan mandi di muara Bertong tersebut dapat mempermudah jodoh. Nuansa alam yang damai dan alami, pemandangan yang natural serta sajian sunset sore hari menjadi sajian unggul dan tak tertandingi.  Indor dan outdor mengusung tema Arabian style yang kuat dengan dihadirkannya kalaborasi wood and glass serta 7 pohon kurma dan hamparan rumput hijau yang mana dapat memberikan impresi bagi setiap pengunjung seperti tidak sedang berada di Indonesia. Kebun kurma & kolam ikan Akses jalan raya hotmik, lahan parkir yang luas, serta air bersih...

HEWAN DOMESTIKASI

Ini adalah sebuah upaya menerawang kehidupan "hewan yg sama tetapi masuk kedalam dua taraf hidup yg berbeda" Hewan pertama disebut dengan hewan LIAR. Adalah hewan yg sehari hari kehidupanya diisi dgn mencari makan, mencari tempat berteduh dan mencari lawan berkawin didalam hutan. Dalam perjalan hidupnya itu, tidak luput pula dari ancaman dan ketakutan akan hewan buas lain yg datang menerkam. Kira kira kehidupan hewan liar yg begitu bebas, rupanya hanya soal mencari makan, mencari tempat berteduh, berkembang biak, dan mati entah Krn tua atau dimangsa hewan lain. Hewan kedua itu yg disebut dgn hewan DOMESTIKASI. Hewan DOMESTIKASI sendiri memiliki arti sebagai hewan yg dijinakkan atau hewan yg di pelihara. Hewan DOMESTIKASI terlihat relatif lebih mudah dalam menjalankan kehidupannya, krn tdk perlu repot repot mencari makan, mencari tempat berteduh atau teman kawin; Karena sudah ada yg menyiapkan. Kira kira kehidupan Hewan Domestikasi yg tdk memiliki kebebasan sama sekali, rupany...

RUMUS BAHAGIA MENURUT SAINS TENTANG MANUSIA

Oleh : firman jawas Salah satu persoalan yang banyak dijumpai dalam  era modernitas adalah "depresi" dan  setres. Dimana secara harfiah depresi dapat diartikan sebagai prasaan tertekan dan gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya mengalami kondisi-kondisi tertentu yang tidak normal. Kondisi tertekan akibat dari ketakutan terhadap ketidak pastian akan masa depan "The end uncertain of the future" atau berbagai sebab lainnya yang berimplikasi terhadap kesehatan dan produktifitas penderitanya. Maka muncul pertanyaan mendasar atas persoalan depresi ini yaitu adakah cara untuk menghindarinya ? Dalam sains tentang manusia disebutkan bahwa manusia adalah makhluk mood-moodan. Kadang emosi kadang tenang, kadang kecewa kadang gembira, kadang gelisah kadang bahagia yang disebabkan oleh kerja kerja hormonal yang mempengaruhi emosional, persepsi dan kehendak manusia. Pada dasarnya ada 4 (empat) jenis hormon yang mempengaruhi naik turunnya iklim emosional manusia, dan bagi oran...