Apabila kita mulai munggunakan paradigma keamanan, sosiologis dan psikologis maka jelas sekali PT. SBM dapat di ibaratkan seperti "api di dalam sekam" dan sangat-sangat berbahaya sekali keberadaannya bagi kemajemukan masyarakat lokal.
Strategi pendekatan "merangkul dan memukul" menyebabkan terciptanya potensi konflik horizontal antar warga yang kian meruncing dan menganga sebagai bom waktu yang siap untuk diledakkan.
Tidak adanya kejelasan terhadap komitmen pemenuhan janji kompensasi yang akan dibayarkan kepada masyarakat yang berdampak ekonomi dari adanya aktifitas ekplorasi yg dilakukan oleh PT. SBM di dua titik koordinat wilayah pengeboran yg akhirnya menimbulkan pembagian dua kelompok atau lebih yang saling bertentangan, saling curiga mencurigai, saling makan dan saling menjatuhkan sesama warga lokal berdasarkan hasil koordinasi, monitoring dan pemantaun kami secara empiris di dilapangan.
Sikap yang sedemekian rupa itulah yang bagi kami merupakan anomali yang akan merusak kita semua.
Kami GERAM_KSB dengan tegas menolak sikap PT. SBM yang sepertinya menikmati konflik yang diciptakan dan sengaja mengadu domba sesama warga lokal.
Bagi kami salah satu dosa yg paling besar dimuka bumi ini adalah propaganda untuk mengadu sesama manusia dan ini harus kita lawan bersama-sama.
Terakhir, kami GERAM_KSB mengultimatum Sekda KSB agar tidak bermain dua kaki dan menjadi bagian dari pada konflik, serta segera memfasilitasi ulang pertemuan dengan semua pihak terkait secara simultan berkaitan dengan komitmen Pemda Ksb untuk menjamin percepatan ekslorasi PT. SBM yang dilakukan di Desa Lamunga & Pakirum dan memastikan masyarakat lokal yang terkena dampak segera dilunasi hak-hanya oleh PT. SBM dengan jelas dan terjadwal; Karena kalau tidak tetap na kami grik sama.
Komentar
Posting Komentar