Langsung ke konten utama

MATINYA SINGA TANPA TABAYYUN



seorang petani miskin yang menemukan anak singa yang ditinggal mati induknya. Lantaran iba, petani itu memungut dan merawatnya sepenuh hati. Layaknya anak sendiri. Tidak dapat dilukiskan ikatan kedua makhluk Allah itu. Jiwa mereka seakan bersatu. Sang singa pun telah menganggap petani itu sebagai orang tuanya.


Waktu merangkak cepat. Anak singa itu pun telah dewasa. Di waktu bersamaan, sang petani mendapat karunia besar. Istrinya melahirkan seorang bayi lelaki mungil dan lucu.


Seluruh anggota keluarga begitu bahagia. Tak terkecuali sang singa. Gerak-gerik dan pancaran sinar matanya menyiratkan kebahagiaan luar biasa. Maka mulai saat itu, sang singa mendapat tugas baru. Menjaga “adik”nya kala sang petani dan istrinya berangkat ke ladang.


 

Suatu hari, saat petani miskin itu bekerja di ladang dan istrinya mencari kayu bakar di hutan, tiba-tiba terdengar jeritan bayi mereka dari dalam pondok. Sang petani terlonjak kaget. Firasatnya memburuk. Secepat kitat ia menyambar goloknya lalu bergegas menuju sumber jeritan tadi. “Apa yang terjadi? Dimana singa itu?”, batin sang petani.


Setibanya di halaman pondok, ia tidak mendegar suara apapun. Senyap. Hanya suara nafasnya menderu saling memburu. Hatinya galau. Ketakutan mulai merayapi pembuluh darahnya. Dan pada saat yang sama sang singa keluar dari pondok. Mulut, taring, dan cakarnya belepotan darah.


Seperti biasa, setiap sang petani pulang singa itu segera mendekat. Menggerak-gerakkan ekornya lalu mengelus manja di kaki “ayah”nya. “Jangan-jangan…, ia telah memangsa bayiku..!!”, jerit batin sang petani.


Menyaksikan hal ini, sang petani kalap. Darahnya seakan berkumpul di ubun-ubun. Sambil berteriak ia mengayunkan goloknya ke arah sang singa. “Makhluk terkutuk, tidak tahu balas budi kau…”.


Singa itu tidak berusaha menghindar. Apalagi lari menjauh. Bahkan tatapannya memelas memohon agar “ayah”nya tidak melakukan hal bodoh itu. Namun seluruhnya sudah terlambat. Dalam sekejap singa itu roboh berlumuran darah. Kepalanya sobek akibat sabetan golok sang petani. Menggelepar. Lalu mati seketika.


Sang petani segera menghambur diri menuju pondok miliknya. Tiba-tiba langkahnya terhenti di depan pintu. Samar-samar ia menangkap celoteh dan tawa bayinya. Hatinya mulai ragu. Ia menengok ke belakang. Di sana sang singa telah terkapar mati.

Gemetar ia mendorong pintu. Sungguh pemandangan yang sangat mengejutkan. Sekujur tubuhnya dingin. Lututnya goyah.


Pandangan matanya kabur. Ternyata, bayinya masih hidup. Di samping pembaringan bayi itu tergeletak bangkai seekor ular besar.

“Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan??!! celaka diriku, celaka dirikuu…”. Ia berbalik dan lari ke arah singa yang telah kaku itu. Dipeluknya tubuh sang singa. Menangis dan meratap sembari mengutuki dirinya.


Hingga istrinya kembali dari hutan, sang petani masih duduk memeluk jasad singa malang itu. Air matanya telah kering meninggalkan perih di kelopak mata. Penyesalan meruangi hatinya. Namun apa mau dikata. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Semua sudah terlambat.


Saudaraku, begitu pentingnya tabayyun itu. Keputusan tanpa proses tabayyun –klarifikasi- dipastikan melahirkan penyesalan. Yah, penyesalan abadi sepanjang hidup. Karenanya kita menimpakan keburukan atas diri orang lain. Padahal mungkin saja mereka berlepas diri darinya.


Makanya, Allah Ta’ala tegas menyuruh agar selalu mengedepankan tabayyun. Dan hikmahnya jelas, “…agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat : 6).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FARIZ VILA

  Logo Fariz Vila Fariz Vila adalah sebuah vila dan penginapan asri yang menawarkan konsep "Back To Nature" yang berlokasi di kelurahan Telaga-Bertong, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Secara geografis dan demokrafis "Fariz Vila" terletak dibawah kaki gunung Semoan dan bebukitan, berdekatan dengan pantai Potobatu dan pantai Labuan Balad serta dilintasi langsung oleh muara Bertong yang konon katanya masyarakat lokal meyakini dengan mandi di muara Bertong tersebut dapat mempermudah jodoh. Nuansa alam yang damai dan alami, pemandangan yang natural serta sajian sunset sore hari menjadi sajian unggul dan tak tertandingi.  Indor dan outdor mengusung tema Arabian style yang kuat dengan dihadirkannya kalaborasi wood and glass serta 7 pohon kurma dan hamparan rumput hijau yang mana dapat memberikan impresi bagi setiap pengunjung seperti tidak sedang berada di Indonesia. Kebun kurma & kolam ikan Akses jalan raya hotmik, lahan parkir yang luas, serta air bersih...

HEWAN DOMESTIKASI

Ini adalah sebuah upaya menerawang kehidupan "hewan yg sama tetapi masuk kedalam dua taraf hidup yg berbeda" Hewan pertama disebut dengan hewan LIAR. Adalah hewan yg sehari hari kehidupanya diisi dgn mencari makan, mencari tempat berteduh dan mencari lawan berkawin didalam hutan. Dalam perjalan hidupnya itu, tidak luput pula dari ancaman dan ketakutan akan hewan buas lain yg datang menerkam. Kira kira kehidupan hewan liar yg begitu bebas, rupanya hanya soal mencari makan, mencari tempat berteduh, berkembang biak, dan mati entah Krn tua atau dimangsa hewan lain. Hewan kedua itu yg disebut dgn hewan DOMESTIKASI. Hewan DOMESTIKASI sendiri memiliki arti sebagai hewan yg dijinakkan atau hewan yg di pelihara. Hewan DOMESTIKASI terlihat relatif lebih mudah dalam menjalankan kehidupannya, krn tdk perlu repot repot mencari makan, mencari tempat berteduh atau teman kawin; Karena sudah ada yg menyiapkan. Kira kira kehidupan Hewan Domestikasi yg tdk memiliki kebebasan sama sekali, rupany...

RUMUS BAHAGIA MENURUT SAINS TENTANG MANUSIA

Oleh : firman jawas Salah satu persoalan yang banyak dijumpai dalam  era modernitas adalah "depresi" dan  setres. Dimana secara harfiah depresi dapat diartikan sebagai prasaan tertekan dan gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya mengalami kondisi-kondisi tertentu yang tidak normal. Kondisi tertekan akibat dari ketakutan terhadap ketidak pastian akan masa depan "The end uncertain of the future" atau berbagai sebab lainnya yang berimplikasi terhadap kesehatan dan produktifitas penderitanya. Maka muncul pertanyaan mendasar atas persoalan depresi ini yaitu adakah cara untuk menghindarinya ? Dalam sains tentang manusia disebutkan bahwa manusia adalah makhluk mood-moodan. Kadang emosi kadang tenang, kadang kecewa kadang gembira, kadang gelisah kadang bahagia yang disebabkan oleh kerja kerja hormonal yang mempengaruhi emosional, persepsi dan kehendak manusia. Pada dasarnya ada 4 (empat) jenis hormon yang mempengaruhi naik turunnya iklim emosional manusia, dan bagi oran...