All kisah dimulai dari sebuah desa pesisiran.
Tinggallah seorang nelayan muda dari keluarga miskin yang rutinitas hari harinya adalah menerjang gelombang dan mengarungi lautan
Pernah suatu pagi ketika matahari nampak mulai mengintip di upuk timur, ketika seorang pemuda hendak akan masuk kelautan dengan perahu sederhananya, ia dipanggil oleh Ayahnya yg tua rentah dgn suara sendu sembari berkata ;
"Anak ku, engkau telah dewasa.
Engkau akan menghadapi fase kehidupan yg sebenarnya.
Memang benar hidup dilautan jauh lebih berat dr pd didaratan. Karena laut adalah misteri, sulit bagi kita utk mengetahui apa yg ada di dalamnya dan sulit pula bagi kita utk memprediksi apa yg akan terjadi seiring silih bergantinya cuaca.
Ada filsafat maritim yg mengatakan bahwa bangsa bangsa yg menguasai lautan maka mereka akan berjaya di daratan begitu filosofinya.
Sedangkan hidup didaratan adalah sebuah kenyataan yg relatif lebih muda untuk dibaca dinamikanya.
Namun gejolak sosialnya jauh lebih rumit dr pada gelombang di lautan.
Meski pun demikian engkau telah mamiliki jangkar yg kokoh, kemampuan berlayar ditengah gelombang, menangkap ikan dengan cekatan dan cakap merangkai pancing dan umpan; namun itu saja tidak cukup untuk melewati pasang surut gelombang lautan anak ku.
Engkau juga harus memiliki kamampuan Bernavigasi untuk "Berlayar diantara dua karang" agar engkau selamat sampai dipelabuhan.
Wahai anak ku, keberanian dan otot yg kekar saja tdk cukup untuk menghadapi kehidupan, tapi engkau juga hrs memiliki otak yg cemerlang. Wallahualam
Catatan :
Kisah diatas adalah penggalan cerita dari sebuah tulisan saya yg berjudul
"IDE, NARASI, KARYA"
Lebih kurang mohon dimaklumi.
#Balagah
Komentar
Posting Komentar